Animal Farm George Orwell: Review dan Bedah Makna Karakter

<p>
  <img fetchpriority=

Animal Farm karya George Orwell merupakan salah satu novel satir klasik yang paling saya sukai. Saya sangat menikmati cara Orwell menyusun narasi yang kritis terhadap ideologi politik dan perilaku manusia; namun semuanya dikemas dengan ‘simpel’ dalam kisah sederhana di dalam peternakan hewan.

Sejak pertama kali membaca, pun, saya juga langsung sadar bahwa novel ini sangat sarat akan simbolisme. Bahkan, saya juga sadar bahwa setiap karakter di Animal Farm pun merepresentasikan jenis orang atau kelompok tertentu. Semua simbolisme dan representasi ini merupakan selipan kritik tajam terhadap dinamika kekuasaan dan korupsi pemerintah yang kotor.

Setelah menamatkan Animal Farm, saya tak heran kalau novel ini tetap relevan dan sering dijadikan bahan diskusi; baik di dunia sastra maupun politik hingga saat ini. Sangat banyak yang bisa saya jelaskan terkait buku ini, termasuk juga relevansinya yang kuat dengan politik di negeri saya sendiri.

George Orwell memang ‘jagoan’ kalau tentang menyampaikan cerita menarik sambil ‘memaksa’ para pembaca untuk merenungkan, “Apakah ini semua benar-benar bagian dari sifat alamiah manusia?”. Tanpa ragu, saya juga bisa mengatakan bahwa Animal Farm merupakan alegori politik yang berhasil menggambarkan peristiwa realistis dan ‘timeless’ terkait kekuasaan dan pemerintahan. 

Well, kalau kamu juga sedang penasaran soal buku ini, atau sudah selesai membaca dan ingin lebih ‘menggali’ makna-makna tersiratnya, you are in the right place. Artikel ini akan menyajikan ringkasan sekaligus review buku Animal Farm dan membedah lebih dalam simbol dan pesan yang tersembunyi di dalamnya serinci mungkin.

Ringkasan dan Review ‘Animal Farm’ Karya George Orwell

<p>
  <img decoding=

Pernah mendengar kutipan yang berbunyi: “You either die a hero, or live long enough to see yourself becoming the villain”? Secara harfiah, kutipan ini berarti bahwa antara kamu mati sebagai pahlawan atau kamu mampu hidup cukup lama untuk melihat dirimu menjadi penjahatnya. Menurut saya pribadi, kutipan ini meringkas novel ‘Animal Farm’ secara sempurna. Intriguing? Let’s dig deeper.

Ringkasan Animal Farm George Orwell

Novel Animal Farm pada dasarnya menceritakan kehidupan di Peternakan Manor yang dikuasai oleh manusia bernama Tuan Jones. Jones merupakan manusia yang kurang baik dan adil, ia menjadikan hewan-hewan merasa tertindas dan akhirnya terinspirasi oleh seekor babi tua bernama Old Major untuk memberontak. 

Major sendiri menyampaikan visi tentang keadaan di mana hewan hidup bebas dari eksploitasi manusia, yang kemudian disebut sebagai Animalism atau Binatangisme. Setelah Major meninggal, dua babi lain yang bernama Snowball dan Napoleon kemudian memimpin pemberontakan yang berhasil mengusir Tuan Jones. 

Snowball dan Napoleon mengganti nama peternakan menjadi Animal Farm dan menetapkan tujuh (7) aturan dasar untuk memastikan kesetaraan semua hewan. Awalnya, sistem berjalan baik dan peternakan tampak makmur di bawah kepemimpinan dua babi ini.Namun, konflik mulai muncul ketika Napoleon dan Snowball bersaing untuk kekuasaan. 

Singkat cerita, Napoleon berhasil menyingkirkan Snowball dan menjadi pemimpin tunggal. Namun bukannya memimpin dengan baik dan sesuai janji, Napoleon justru perlahan mengabaikan prinsip Animalism dan mulai menindas hewan lain, memanfaatkan propaganda melalui Squealer (babi yang pandai berbicara), dll.

Seiring waktu, Napoleon dan para babi lain semakin melanggar aturan yang mereka buat sendiri, dan motto “Semua hewan setara” berubah menjadi “Semua hewan setara, tetapi beberapa lebih setara daripada yang lain”. Hal ini menunjukkan kemunafikan pemerintah yang menyatakan kesetaraan mutlak warganya tetapi memberikan kekuasaan dan hak istimewa kepada segelintir elit.

Konflik utama Animal Farm terjadi ketika para babi semakin tamak dan mulai berperilaku seperti manusia yang sebelumnya mereka benci. Hewan-hewan lain yang bekerja keras menjadi semakin tertindas dan bingung melihat tidak ada lagi perbedaan antara manusia dan babi. Novel ini pun diakhiri dengan pesan satir tentang siklus lingkaran setan terkait kekuasaan dan pengkhianatan revolusi.

Review Animal Farm

Walaupun novel ini sebenarnya menyindir peristiwa politik nyata (Revolusi Rusia dan pemerintahan Stalin di Uni Soviet), sindiran-sindiran dan kemunafikan di dalam cerita ini masih bisa disaksikan pada berbagai situasi kekuasaan dan pemerintahan di dunia nyata, termasuk di Indonesia sendiri. Jadi, mau tidak mau, harus diakui bahwa novel ini mampu menggambarkan permasalahan ‘timeless’ terkait kekuasaan dan pemerintahan.

George Orwell juga benar-benar berhasil menggugah pembaca untuk merenungkan sifat kotor manusia yang bisa penuh kemunafikan dan opportunistic ketika sudah menggenggam kekuasaan. Animal Farm merupakan mikrokosmos yang mencerminkan kompleksitas sifat alamiah manusia: ambisi, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). 

Selain itu, satir yang digunakan Orwell pun merupakan cara yang sangat efektif untuk mengungkap mekanisme psikologis yang mendorong orang-orang untuk mengikuti pemimpin yang karismatik, bahkan walaupun pemimpin tsb bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri. Ada juga simbolisme propaganda politik, pemutarbalikan fakta, bahkan kultus kepribadian (cult of personality), sangat sangat menarik!

Secara keseluruhan, saya benar-benar mengapresiasi logika serta pesan tersirat yang mendasari plot Animal Farm. Buku ini juga seakan ‘membuka mata’ saya tentang bahaya totaliterisme dan pentingnya rakyat untuk selalu berpikir kritis. Oleh karena itu, Animal Farm rasanya bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga sebuah kritik sosial politik yang tak akan pernah lekang oleh waktu.

Makna Karakter Animal Farm George Orwell

<p>
  <img loading=

Seperti yang saya singgung di bagian sebelumnya, novel ini memang kental akan simbolisme; di mana mana karakter-karakternya menjadi kunci untuk memahami pesan yang ingin disampaikan. Setiap karakter mewakili kelompok sosial atau ideologi tertentu:

  • Babi: Mewakili para pemimpin politik.
  • Hewan lain: Mewakili rakyat (kelas pekerja dan rakyat jelata).

Mulai dari karakter utama Napoleon, Snowball, Boxer, Clover hingga karakter sampingan seperti Muriel, Benjamin, dll, semua karakter merepresentasikan orang atau kelompok tertentu. Ayo simak penjelasan berikut.

Karakter Utama dan Representasinya

<p>
  <img loading=
  • Old Major

Babi tua ini adalah sosok inspiratif yang memulai revolusi. Ia mewakili ide-ide komunis awal, tentang persamaan di antara semua hewan dan perjuangan melawan penindasan atau ketidakadilan. 

Old Major meninggal sebelum revolusi terjadi, namun semangatnya terus hidup dalam ingatan para hewan. Dari beberapa sumber dan diskusi yang saya lihat, Old Major diasosiasikan kuat dengan tokoh Karl Marx; Bapak Komunisme dan Sosialisme.

  • Napoleon

Napoleon merupakan karakter babi ambisius dan licik yang secara bertahap mengambil alih kekuasaan setelah menggulingkan Snowball. Napoleon mewakili tokoh-tokoh diktator seperti Joseph Stalin. Ia menggunakan kekerasan, propaganda, dan kultus kepribadian untuk mempertahankan kekuasaannya.

  • Snowball

Snowball merupakan babi cerdas dan karismatik yang menjadi pemimpin revolusi bersama babi lain, Napoleon. Snowball mewakili ide-ide revolusioner yang lebih murni dan demokratis. 

Namun, Snowball kemudian disingkirkan oleh Napoleon dalam perebutan kekuasaan. Karakter Snowball sendiri bisa diartikan sebagai representasi dari tokoh-tokoh revolusioner yang disingkirkan oleh rezim otoriter, seperti Leon Trotsky.

  • Squealer

Babi kecil dan cerdas ini adalah juru bicara Napoleon. Squealer ahli dalam memanipulasi bahasa dan memutarbalikkan fakta. Karakter ini mewakili para propagandis yang pintar membolakbalikkan fakta dalam mendukung rezim otoriter.

  • Boxer

Kuda pekerja keras dan setia ini adalah simbol dari kelas pekerja. Boxer bekerja tanpa lelah untuk kebaikan peternakan, namun ia akhirnya dijual ke tukang daging setelah tidak berguna lagi. Boxer mewakili para pekerja yang dieksploitasi oleh rezim yang berkuasa.

  • Clover

Karakter kuda betina yang keibuan dan sederhana. Clover mewakili kelas pekerja perempuan yang cenderung mengikuti pemimpin tanpa banyak bertanya. Clover juga tradisional dan tidak terlalu ikut campur dalam politik ataupun perang. Karakter Clover menyadari ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.

Karakter Sampingan dan Representasinya

<p>
  <img loading=
  • Mollie

Karakter kuda betina yang sangat menyukai perhiasan dan kemewahan. Ia lebih tertarik pada kehidupan yang nyaman dan ‘enak sendiri’ daripada pada perjuangan bersama untuk kebebasan. Mollie mewakili orang-orang yang materialistis dan lebih mementingkan kesenangan pribadi daripada tujuan kolektif; seperti kelompok borjuis.

  • Moses

Burung gagak tua yang sering menceritakan tentang “Sugarcandy Mountain,” sebuah surga bagi hewan setelah kematian. Moses bisa diartikan sebagai agama atau ideologi yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik di masa depan, namun seringkali hanya digunakan untuk menenangkan massa.

  • Benjamin

Benjamin adalah salah satu karakter yang paling unik dalam Animal Farm. Dia merupakan keledai tua yang jarang berbicara, tetapi ketika berbicara, kata-katanya selalu bijaksana dan penuh makna. Benjamin mewakili orang-orang yang mampu melihat realita dan tidak mudah tertipu oleh propaganda. Ia juga representasi dari skeptisisme dan pesimisme.

  • Kucing ‘Cat’

Karakter kucing ‘Cat’ sering kali terlihat tidak aktif dalam pekerjaan dan lebih memilih untuk bermain-main. Ia juga yang rakus dan mementingkan diri sendiri, hanya tertarik untuk berpartisipasi dalam pemberontakan ketika tidak ada biaya atau bahaya yang akan merugikannya. Kucing dalam Animal Farm mewakili kelompok yang apatis, tidak peduli, dan selalu mementingkan diri sendiri. 

  • Para Kambing

Kambing-kambing dalam Animal Farm digambarkan sebagai hewan yang mudah terpengaruh dan mudah percaya. Mereka sering kali mengikuti arus tanpa banyak berpikir kritis. Karakter ini merepresentasikan rakyat yang mudah dimanipulasi oleh propaganda dan pemimpin otoriter. 

Beberapa kambing, seperti Muriel, memiliki sifat yang lebih cerdas daripada yang lain. Karakter Muriel sendiri merepresentasikan sekelompok kecil masyarakat terdidik yang melek huruf dan memiliki kemampuan intelektual, namun terbatas dan tidak memiliki kekuatan untuk mengungkapkan pikiran.

  • Para Anjing

Jessie, Bluebell, Pincher, dan 9 anjing penyerang merupakan karakter yang memberi para babi penguasa sebuah kekuatan untuk meneror hewan-hewan lain. Sebagai balasannya, anjing-anjing ini menerima hak istimewa khusus dan sering duduk dekat dengan para babi. 

Anjing tidak memerintah, tetapi mereka hidup dengan nyaman dan mendapatkan cukup makanan karena mereka mendukung babi-babi tamak. Karakter anjing di Animal Farm merepresentasikan pasukan polisi rahasia atau abdi negara yang telah didoktrin dan ‘dijinakkan’ oleh para penguasa sejak usia belia.

  • Para Ayam

Ayam-ayam dalam Animal Farm mewakili kelas pekerja yang paling bawah dan seringkali terlupakan. Mereka digambarkan sebagai hewan yang bekerja keras tetapi tidak memiliki suara yang kuat dalam pengambilan keputusan. 

Ayam-ayam seringkali menjadi korban dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh para babi, seperti pengambilan telur mereka secara tidak adil untuk kepentingan pribadi. Karakter ini adalah representasi kelas pekerja yang tidak terdidik dan paling dieksploitasi oleh para pejabat.

Pesan Moral Novel Animal Farm George Orwell

Secara keseluruhan, Animal Farm karya George Orwell adalah sebuah alegori politik yang menyajikan kritik tajam terhadap totaliterisme, korupsi, dan abuse of power. Melalui kisah para hewan yang memberontak melawan manusia dan memerintah sendiri, Orwell menyoroti bagaimana revolusi yang mulanya idealis dapat berubah menjadi tirani baru yang ‘sama saja’ dengan sebelumnya.

When power is in your hand, it’s just a matter of time before you become the monster you’ve always hated. History, sadly, always repeats itself.

Animal Farm mengajarkan saya bahwa kekuasaan absolut itu 99.9% akan korup. Novel satir ini juga menyoroti bagaimana kelas sosial dan eksploitasi dapat muncul bahkan dalam masyarakat yang seharusnya egaliter. Babi-babi yang berkuasa pun menikmati privileges sementara hewan lain terus bekerja keras.

Kemudian, pesan yang paling penting adalah bagaimana kecerdasan (kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis) sangat penting untuk memahami propaganda dan melawan manipulasi! Ketika babi-babi tamak mulai mengubah sejarah dan merevisi perintah-perintah, hanya sedikit rakyatnya yang mampu menyadari kebohongan dan kebusukan mereka.

Terdengar familiar? Bercanda. Namun, ya, saya hanya bisa mengutip kalimat yang pernah saya dengar di salah satu media sosial: “And remember kids, the next time someone says “the government wouldn’t do that” Oh yes they would!”.

Hal terbesar yang saya pelajari dari Animal Farm adalah kita tidak boleh meremehkan potensi siapapun (terutama pemerintah) untuk mampu melakukan hal-hal yang ekstrem, tidak etis, atau bahkan ilegal untuk kenyamanan atau kepentingan ia sendiri. Everyone can do everything and anything for their own gain, for it is a part of the human’s nature.

Pada akhirnya, buku Animal Farm menyiratkan pesan terkait pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan kebebasan. Orwell, sang penulis, juga memberikan peringatan keras tentang bahaya totaliterisme dan pentingnya menjaga demokrasi. Secara keseluruhan, saya akan mengatakan bahwa Animal Farm adalah sebuah karya sastra klasik yang relevan hingga saat ini dan (jangan sampai) juga relevan untuk masa depan.

Sebagai pembaca, jangan lupa juga untuk selalu memperkaya pengetahuan; mengingat pengetahuan dapat menjadi senjata ampuh dalam melawan pemerintahan atau orang lain yang korup. Jangan menjadi seperti para kambing di buku ini yang mudah dibohongi dan percaya begitu saja. Ingat kata René Descartes: “Dubito, ergo cogito, ergo sum”— Aku meragukan, maka aku berpikir, maka aku ada.

Jangan lewatkan untuk memperdalam pemahaman dengan mengunjungi artikel-artikel menarik lainnya di Filsastra. Kamu bisa baca lebih banyak wawasan tentang filsafat, sastra, dan cara-cara berpikir kritis yang dapat mengubah perspektif hidupmu. Pengetahuan adalah kunci eksistensi kita, so keep reading, thinking, and understanding!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top